Sabtu, 10 September 2016

Menetap tak beranjak

Cahaya mu masih terpancar
Saat awan menghitam
Di mana percik hujan menyendiri
Tanpa angin tanpa pelangi
Ketika rintik-rintik sunyi
Membisu tanpa kilat guruh

Aku selalu percaya
Meski kau kirim badai
Kau hembuskan angin utara
Kau utus taifun sekali pun
Dan..
Ketika nestapa menyapa jiwa
Kau datang bak cahaya penerang
Menetap tak beranjak

Membingungkan

Perjumpaan itu misteri yk membingungkan
Seringkali diam mewarnainya
Kekakuan rasa dari hati ke hati
Atas lisan yk membungkam
Keheningan jiwa membuat semua menjadi satu
Lewat tatapan hening yk bersahaja
Di sebuah ruang kecil kehidupan
Yk sering ku sebut dengan perasaan

Sang Pemilik Nama

Tertancap sepotong kata
Menghiasi hati tak bermakna
Sepotong kata menyiksa kalbu
Hidupkan gelora dalam jiwaku
Membakar gelap menjadi abu

Penyair tersihir akan syairnya
Saat menyusun huruf tertata
Sampai mengukir sepotong kata

Kata yk menjelma sebuah nama
Nama yk memberikan kesejukan, kegembiraan
Dan keagungan
Nama yk menghantarkan kepelabuhan rindu

Sang pemilik nama
Seandainya kita bisa berjumpa
Seandainya ku bisa menatap wajahmu
Seandainya ku bisa membelai wajahmu


Sang pemilik nama..
Kau lah pemilik hati sepi ini

Sekali Saja

Dingin hujan menusuk raga...
Nyayikan gemuruh campur bisu suara
menitikan titik-tiik rundu di dada

Ku hanya ingin melihat wajah mu sekali saja
mengobati rasa tak ku mengerti mengapa
hujan ini hadir kan seribu wajah tanpa rupa
raga ku tak sekuat waktu bergulir
suaraku tak selantang alunan petir


Ku hanya ingin melihat wajah mu sekali saja
mengobati rasa yk tak kunjung berakhir

Kebahagian Sesaat

Tetes embun di ujung pagi
memeluk luka pada ingatan
menyusuri masa yang kian lalu
di lorong tersamar

Jejak rindu tak bertuan
mendekap dalam napas
menghujam jantung
kemudian lenyab menjelma sepi

Akan kan embung ini bertahan
ingan itu menggores luka
menikam raga
menyayat kalbu


Hujan leburan tangis embun
di antara ke putus asa-an
hujan hampirkan harapan kosong. Seperti pelangi
pelangi sejenak hadir pemerkan keindahan
lalu lenyap bersama terik mentari

Mencintai atau Dicintai

Dikala Hati Hampa Sepi
Hati Seakan Triak Menjerit
Seperti Memanggil Untuk Bertemu

Menangis Terkadang Tersenyum
Akan Bayangan Dirimu
Kaulah Lamunan Dalam Sepi

Kini Kusadar
Hati Bisa Menyimpan Kenangan
Hati Bisa Merasa Kesepian


Aku Tak Mengerti 
Aku Tak Tau
Aku Pergi Atau Harus Menunggu
Agar Tetap Mencintai Atau Dicintai

Fatamorgana

Pisau merobek hatiku
Melukakan perasaan
Menyayat kalbu 
Menjadikan hidup berubah arti

Kesunyian berhembus
Yang tumbuh dari genagan darah
Darah dari mimpi-mimpi
Darah dari isak tangis


Saat takdir direnggut
Kepahitan adalah realita
Kebahagiaan adalah mimpi
Cinta hanya lah fatamorgana

Selasa, 23 Agustus 2016

Hampa

Hatiku Tergores Kesedihan
Ketika Terucap Salam Perpisahan
Walau Air Mataku Tak Berlinang
Bukan Berarti Suatu Kerelaan

Jarak Kita-Pun Semakin Membentang
Akankah Semuanya Jadi Terkenang
Atau Hanyut Terbawa Gelombang
Bahkan Mungkin Terkubur Oleh Waktu Dan Keadaan

Aku Terkulai Kehampaan
Karena Rasa Kangen akan datang
Saat jarak menjadi batas

Sabtu, 20 Desember 2014

Puisi Menyin Kenagan

Dikala Hati Hampa Sepi
Hati Seakan Triak Menjerit
Seperti Memanggil Untuk Bertemu
Menangis Terkadang Tersenyum
Akan Bayangan Dirimu
Kaulah Lamunan Dalam Sepi
Kini Kusadar
Hati Bisa Menyimpan Kenangan
Hati Bisa Merasa Kesepian
Aku Tak Mengerti 
Aku Tak Tau
Aku Pergi Atau Harus Menunggu
Agar Tetap Mencintai Atau Dicintai



Puisi Sekali Saja

Dingin hujan menusuk raga...
Nyayikan geburuh campur bisu suara
Menitikan titik2 rundu di dada
Ku hanya ingin melihat wajah mu sekali saja
Mengobati rasa tk ku mengerti mengapa
Hujan ini hadir kan seribu wajah tanpa rupa
Raga ku tak sekuat waktu bergulir
Suaraku tak selantang alunan petir

Ku hanya ingin melihat wajah mu sekali saja
Mengobati rasa yk tak kunjung brakhir


Puisi sebuah kata menjadi nama

Tertancap sepotong kata
Menghiasi hati tak bermakna
Sepotong kata menyiksa kalbu
Hidupkan gelora dalam jiwaku
Membakar gelap menjadi abu

Penyair tersihir akan syairnya
Saat menyusun huruf tertata
Sampai mengukir sepotong kata

Kata yk menjelma sebuah nama
Nama yk memberikan kesejukan, kegembiraan
Dan keagungan
Nama yk menghantarkan kepelabuhan rindu

Sang pemilik nama
Seandainya kita bisa berjumpa
Seandainya ku bisa menatap wajahmu
Seandainya ku bisa membelai wajahmu

Sang pemilik nama..
Kau lah pemilik hati sepi ini


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews